Kabanjahe |BGlobal : Memasuki satu dekade perjalanan terselenggaranya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan konsisten mengembangkan inovasi berbasis digitalisasi yang bertujuan meningkatkan mutu layanan serta kepuasan peserta dalam mengakses layanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman fasilitas kesehatan dalam menggunakan aplikasi baru yang diluncurkan, BPJS Kesehatan Cabang Kabanjahe menggelar pertemuan terkait pengenalan Aplikasi Face Recognition BPJS Kesehatan (Frista).
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kabanjahe, Nora Duita Manurung dalam Siaran Persnya, Senin (2/9), menjelaskan bahwa Frista merupakan aplikasi pengenalan wajah yang dapat memudahkan sistem otentifikasi, memproses administrasi yang minim kontak fisik. Dengan Frista, memungkinkan untuk meningkatkan reabilitas dan validasi rekam medis peserta, menghindari penyalahgunaan kartu, menghindari fraud dan pemalsuan data peserta sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan bagi peserta JKN yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Nora menyampaikan bahwa Frista yang diluncurkan secara nasional dari kantor pusat Jakarta, pada Jumat (23/8) lalu, hadir dilatarbelakangi beberapa hal yang terjadi selama implementasi aplikasi sidik jari berjalan di fasilitas kesehatan. Diantaranya masih banyak terjadi keluhan penumpukan antrean pada saat validasi sidik jari dikarenakan banyak sidik jari yang sulit dideteksi oleh alat pemindai sidik jari.
“Frista juga jauh lebih cepat dibandingkan dengan fingerprint karena hanya melakukan validasi kesesuain wajah terhadap data peserta sesuai dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang telah tersimpan pada database Dinas Kependukan dan Catatan Sipil (Dukcapil). Kami akan menyampaikan terkait dengan cara instalasi Frista dan memberikan sesi sharing terkait dengan sistem antrean online semoga dapat membantu bapak ibu semua dalam melaksanakan fungsi pelayanan bagi peserta JKN,” ujar Nora.
Nora juga mengatakan, meski Frista sudah siap untuk diimplementasikan, hal ini tidak menghilangkan fungsi fingerprint yang selama ini sudah menjalankan fungsi validasi bagi peserta JKN yang ingin berobat. Di Indonesia ada empat rumah sakit yang sudah menjadi pilot project Frista yakni RS Hermina Arcamanik, RS Al Islam, RS Advent, dan RS Hermina Pasteur.
“Di wilayah kerja Kabanjahe yang akan menjadi pilot project adalah RS Efarina Etaham, RSUD Kabupaten Karo, dan RSUD Sidikalang. Kami sangat berterima kasih bagi fasilitas kesehatan yang selama ini sudah konsisten menggunakan fingerprint dalam memvalidasi data peserta JKN. Dengan adanya Frista fingerprint masih tetap digunakan akan tetapi jika ada sidik jari yang tidak terbaca silahkan menggunakan Frista untuk mempermudah,” kata Nora.
Nora berharap dengan adanya kedua aplikasi biometrik yakni Frista dan fingerprint akan lebih mempermudah dalam proses pendaftaran peserta dan mempercepat dalam proses penerbitan Surat Egibilitas Peserta (SEP) Elektronik di fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit.
Staf IT RSU Amanda Berastagi, Frasasti Tarigan mengatakan meski saat ini mereka sudah menerapkan fingerprint diseluruh loket pendaftaran dan poliklinik. Tim RSU Amanda Berastagi siap melaksanakan implementasi Frista dengan tujuan mempercepat pelayanan peserta.
“Kami berharap kedepannya Aplikasi Fingerprint dan Frista dapat disimplifikasi satu pintu menggunakan sistem bridging sehingga mempermudah petugas rumah sakit saat melaksanakan validasi pendaftaran peserta,” ujar Frasasti.
Pada kesempatan yang sama, Staf Pelayanan JKN RSUD Kabupaten Pakpak Bharat, Slohnayani Brutu mengatakan meskipun saat ini sering terjadi kendala terhadap jaringan di RSUD Kabupaten Pakpak Bharat, hal tersebut tidak mengurangi semangat timnya untuk mengimplementasikan fingerprint dan Frista.
“Kami akan berupaya terus menerus untuk mencari solusi atas permasalahan jaringan yang kami hadapi sehingga pelayanan bagi peserta JKN dapat lebih ditingkatkan mutunya,” ujar Slohna.
Selain diajarkan cara instalasi Frista, pada pertemuan tersebut juga diberikan kesempatan bagi seluruh rumah sakit untuk berdiskusi dengan Staf IT Wilayah BPJS Kesehatan terkait kendala yang dihadapi saat menjalankan fungsi pelayanan khususnya yang berkaitan dengam sistem sehingga dapat dicari solusi terhadap kendala yang terjadi. (Calvin)