Dua Korban Tim SAR yang Hanyut di Sungai Lau Biang Tanah Karo, Ditemukan

Dua Korban Tim SAR yang Hanyut di Sungai Lau Biang Tanah Karo, Ditemukan

Kamis, 24 Oktober 2024,
Foto : Tim SAR Regu Penolong dari unsur TNI, Polri, Basarnas, Relawan dan Warga sekitar saat mengevakuasi kedua korban dari bendungan Tenaga listrik PT WEB, Desa Roh tengah. Kutabuluh  (Dok)


Kabanjahe | BGlobal : Setelah upaya pencarian intensif selama beberapa hari, dua personel Tim SAR yang hanyut kecelakaan kerja saat mencari seorang warga yang hanyut di Sungai Lau Biang, Desa Ujung Deleng, Kecamatan Kutabuluh, akhirnya ditemukan. Kedua korban Tengku Rahmad Syahputra(38) dan Dodi(30), yang merupakan anggota Basarnas Sumatera Utara, berhasil ditemukan kemarin, Rabu (23/10/2024) sekitar pukul 17.00 WIB oleh Tim SAR gabungan, yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, serta masyarakat setempat.


Kapolres Tanah Karo, AKBP Eko Yulianto, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah ini. 

"Kami turut berduka atas hilangnya dua personel Basarnas yang gugur dalam tugas kemanusiaan. Mereka adalah pahlawan yang berjuang menyelamatkan nyawa sesama. Saya mengapresiasi kerja keras dan dedikasi seluruh tim yang terlibat dalam pencarian selama beberapa hari terakhir," ujar AKBP Eko Yulianto.


Pencarian kedua korban dimulai setelah perahu karet yang mereka tumpangi terbalik akibat derasnya arus sungai saat melakukan pencarian terhadap Jespinta Sebayang, korban pertama yang juga hanyut saat menjala ikan di Sungai Lau Biang. Proses pencarian berlangsung dengan tantangan berat, mengingat medan geografis sungai yang terjal dan cuaca yang tidak bersahabat.


Hingga kemarin, Rabu (23/10), sekitar pukul 07.30 WIB, PT. WEP Desa Rih tengah membuka saluran pembuangan air untuk membantu memperlancar pencarian. Upaya ini akhirnya membuahkan hasil ketika jenazah kedua personel SAR ditemukan oleh tim gabungan pada sore hari.


"Kerja sama dan sinergi dari semua pihak, baik dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, hingga masyarakat sangat luar biasa. Mereka tidak kenal lelah dalam menjalankan misi ini, meskipun cuaca dan medan sungai sangat menantang nyali," lanjut Kapolres.


Setelah ditemukan, kedua jenazah langsung dievakuasi dan dibawa ke RS Umum Kabanjahe untuk penanganan lebih lanjut sebelum diserahkan kepada keluarga masing masing. Suasana haru menyelimuti proses evakuasi, mengingat dedikasi kedua korban yang terlibat dalam pencarian korban pertama.


Kapolres Tanah Karo menambahkan bahwa pihaknya akan terus bersinergi dengan berbagai elemen dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat, terutama di wilayah wilayah rawan bencana di Kabupaten Karo. 

Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama dengan cuaca ekstrem yang bisa meningkatkan risiko bencana alam. 


"Semoga kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih berhati hati, terutama saat berada di sekitar sungai atau daerah rawan bencana," pungkas Kapolres.


Dengan ditemukannya dua korban terakhir, pencarian di Sungai Lau Biang resmi berakhir. Semua korban yang hilang dalam insiden ini, baik masyarakat maupun Tim SAR, kini telah ditemukan.


Sementara itu, seorang Pemerhati kehidupan masyarakat Sumut, Bernard Kurnia Pangaribuan kepada Awak media, Kamis (24/10) di Kabanjahe, mengatakan, turut berdukacita atau turut sedih atas terjadinya korban jiwa pada petugas Basarnas Sumut saat melaksanakan tugas mulia menolong warga masyarakat yang hanyut saat menjalankan di Sungai Lae Biang Ujung deleng Kotabuluh.

Oleh karena rasa tanggung jawab Tim Relawan Penyelamat dengan maksimal melaksanakan pencarian kepada korban hanyut.

Namun naas, berkata lain, dua petugas harus gugur dalam tugas, mengalami kecelakaan dimana perahu yang ditumpangi mencari korban hanyut, terbalik dalam arus sungai yang deras dan hilang.


Dan kepada Negara RI, melalui satkernya, untuk memberikan perhatian kepada kedua jenazah korban dalam proses pemulangan kepada keluarga dan pengebumian dengan acara negara serta memberikan santunan kehidupan kepada keluarga korban, istri dan anaknya menggapai hidup sekarang dan masa depan, karena kedua korban sebagai tulang punggung keluarga telah mendharmabaktikan hidupnya untuk tugas negara kita.


Hal ini menjadi duka mendalam kepada kita, dan untuk menjadi perhatian semua pihak, khususnya para personil regu penyelamat untuk lebih memperhatikan keselamatan kerja dalam menolong korban yang mengalami musibah dengan peralatan yang lengkap dan Septi, demi keselamatan regu penolong yang juga sebagai manusia, ujar Kurnia Pangaribuan.


Dan kepada pihak keluarga, dapat tabah dan kuat menghadapi kabar duka ini, dan serahkan semuanya hanya kepada Tuhan yang Kuasa, karena tugas mulia ini sangat rentan dengan kecelakaan kerja sebagai regu penolong, tambah Kurnia. (Rahmat). 


  


TerPopuler